Saturday, September 07, 2013

Gravity



Something always brings me back to you.
It never takes too long.
No matter what I say or do
I'll still feel you here 
'til the moment I'm gone.

You hold me without touch.
You keep me without chains.
I never wanted anything so much
than to drown in your love
and not feel your reign.

Set me free, leave me be.
I don't want to fall another moment into your gravity.
Here I am and I stand so tall,
just the way I'm supposed to be.
But you're on to me and all over me.

You loved me 'cause I'm fragile.
When I thought that I was strong.
But you touch me for a little while
and all my fragile strength is gone.

I live here on my knees 
as I try to make you see 
that you're everything
I think I need here on The ground.

But you're neither friend nor foe
though I can't seem to let you go.
The one thing that I still know is 
that you're keeping me down

Aku Menangis untuk Adikku Enam Kali


Aku Menangis untuk Adikku Enam Kali

August 3, 2009 at 1:21pm
Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan diriku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.

"Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya.

Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!"

Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi.

Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!"

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ... Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun.

Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku.

Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya merengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik...hasil yang begitu baik..."

Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?"

Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku."

Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya.

"Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!"

Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini."

Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas. Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku:

"Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang."

Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.

Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas) .

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!"

Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku?

Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?"

Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?"

Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu. .."

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu."

Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku.

"Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!"

Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.."

Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan membalut lukanya.

"Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya.

"Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan..."

Di tengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Berkali-kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."

Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.

Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit.

Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan menjadi buah bibir orang?"

Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"

"Mengapa membicarakan masa lalu?"

Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?"

Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat.

"Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.

Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih kepadanya adalah adikku."

Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

Diterjemahkan dari : "I cried for my brother six times"
oleh: DHB Wicaksono

and i cried every times i read this....

FYI


Tahukah anda bahwa jika anda berteriak terus menerus
selama 8 tahun, 7 bulan dan 6 hari, energi yang anda
keluarkan akan cukup untuk memanaskan secangkir
kopi.(Ngapain? Nggak sebanding sama hasilnya.)

Jika anda kentut secara konsisten selama 6 tahun 9
bulan, anda akan menghasilkan gas yang cukup untuk
menciptakan energi yang diperlukan dalam membuat bom
atom. (Nah, kalo ini mendingan lah, lebih sebanding.)

Durasi orgasme seekor babi dapat mencapai 30 menit
lamanya. (Wuih. Kalo ada reinkarnasi, in my next
life,I want to be a pig. Cuma gue bingung kok
bisa-bisanya tau soal ini ya?)

Membenturkan kepala ke tembok menghabiskan 150
Kalori setiap jamnya. (Hmm.. Gue masih kepikiran soal babi
tadi...)

Dari banyak spesies, hanya manusia dan lumba-lumba
yang bisa melakukan seks sebagai sebuah kesenangan.
(Oh jadi itu sebabnya Flipper sang lumba-lumba
selalu tersenyum!)(Dan babi bisa orgasme 30 menit? Nggak
adil, anggak adil!!)

Semua beruang kutub kidal. (Emang siapa peduli?
Lagian darimana bisa tau?)

Seekor kecoa mampu bertahan hidup selama 9 hari
Tanpa kepala, sebelum mati karena kelaparan. (Hii
syeerem..)

Seekor kutu mampu melompat sejauh 350 kali panjang
badannya. Kira-kira sama dengan seorang manusia
melompat sejauh lapangan sepak bola. (30 menit
bo...kebayang nggak sih?.... dan kenapa musti babi?)

Belalang sembah jantan tidak bisa membuahi betinanya
selama kepalanya masih menempel pada tubuhnya. Sang
betina harus memulai ritual seks dengan memenggal
kepala sang jantan. (Mudah-mudahan nggak ada yang
memberi tahu mereka soal babi tadi.)

Beberapa jenis singa mampu kawin sebanyak 50 kali
dalam sehari. (Boleh juga, tapi in my next life, I
still want to be a pig: quality over quantity bo..)

Alat perasa pada kupu-kupu adalah kakinya. (Hii...)

Bintang laut tidak mempunyai otak. (Ah, nggak cuma
bintang laut. Manusia juga ada.)

Setelah membaca semua ini, kesimpulannya... tetep:
lucky pigs...hehehe

teruntuk Kakakku.....


Teruntuk kakakku,
Apa kabar kakakku? Apa kabar kamu disana? Apakah kamu baik baik saja?
Apakah kamu bahagia? Sudah lama kita tidak berjumpa... 20 tahun sudah, waktu yang sangat lama ... Banyak hal yang kakak lewati... Tau ga kakak sekarang aku di dc? Ia washington dc... Ibu kota amerika serikat...dulu kakak suka bgt ama GI JoE kan mereka kan dari sini, oh ia kak gi joe kan udah tayang di bioskop nya lumayan sih seru tp transformer lebih seru, ia transformer juga udah ada di bioskop.... Bgs banget kak...
Inget banget dulu kakak suka banget beli maenan yang baru baru dan suka cepet dirusakinnya juga. Pasti dirusakinnya biar dapet mainan yang baru ya? Hihihi.
Tau sendiri aku klo mau dibeliin mainan suka nolak, aku sukanya beli alat tulis aja abis suka ga enak minta mainan takut mahal hehehe...
Ngomong2 alat tulis jadi inget waktu SD dulu, masih inget ga kak ? Knp aku masuk SD umur 4,5 thn? Padahalkan br boleh masuk umur 6 thn... kakak aja umur 5,5thn harusnya ga boleh masuk..Karena aku mau sekelas ama kakak, biar ada yang jagain kakak hahahaha boong bgt ya kak. Sebenernya kan dulu kakak bilang ngapain masuk TK,ga enak masuk tk nyanyi nyanyi melulu ..... Padahal tau aku maksud kakak biar bisa ada yang bacain buku buat kakak, kakak kan ga lancar baca dulu waktu awal kelas satu hihi untung kita satu kelas dan sebangku lagi jadi pas kalo ujian atau ulangan aku kan yang bacain soal soalnya buat kakak trus kakak yang kasih tau jawabannya, seneng bgt bisa nilainya sama sama sembilan hehehe klo di inget inget itu nyontek ga ya hahahhaa.....kita di kelas suka kompak ngemut jari di kelas malah suka ngumpet dibelakang pintu ....tp suka ketauan deh klo kita ngisep jempol.... dulu aku ngisep jempol kanan kakak jempol kiri ya...?
Tp dr semua hal yg aku paling inget sebenernya waktu kakak makan telor gabus kakak kan suka bgt ama kue telor gabus... Waktu itu kakak makan telor gabusnya kekerasan jd kena ama gusinya jd pendarahan yang hebat aku liat kakak kejang kejang, mungkin karena leukemia kakak jd gusinya rapuh ya? waktu itu sedih liatnya pgn bantu tp ga bisa eh malah di usir ama mamah ga boleh liat... Eh terus mamah pangku kakak lari ga pake alas kaki lari 8 km dr jln tongkeng ke rumah sakit hassan sadikin....hebat ya mama klo mama bisa kuat kaya gitu....
Oh ia kak kakak pasti blm kenal ama adik kita namanya nadya miiirrrrriiippp bgt kaya kakak dia hobbynya berantem ama papah klo ga ngeributin makanan paling nadya minta barang ... Dia kaya papah klo minta barang harus hr itu juga dibeliin kaya kakak juga ya hihihi dia sekarang lagi genjar2 nya pacaran melulu.... ga tau deh.... ga pernah mau belajar bener.. tp ya namanya belajarkan ga bisa dipaksakan....masa cita2nya jd pemain sepak bola.. dia kan cewe.... ckckck...
Mamah kayanya udah 20 thn deh ga pernah ke rs hassan sadikin juga katanya terlalu sedih untuk diingat. sekarang mamah lg sibuk buat garasi dirumah ga tau deh jdnya gimana rumahnya trus diatas garasinya mau dibuat saung.....bingungkan? cuman mamah yang arsiteknya avantgarde... ga pernah ada.. dapur di paling depan rumah... 1 kamar ada 2 lantai satu lantai buat tempat tidur aja..luar biasa... hehehe...
klo papah.... hobbynya selalu aja rubah2.... dr miara burung, miara lohan, miara cupang, miara walet, miara iguana, miara ikan mas, miara ikan buaya, miara apa lagi yang belum coba... tp sekarang lagi hobby mancing....mancing ikan ampe bela2in ke luarkota buat mancing aja.... yang ini sih ga rubah... ama nembak air pistol juga oh ia ama nyanyi n maen organ tunggal juga masih jd hobbynya...cuman kentut di dalem tupperware aja yang udah ga dilakuin papah hahahahaha.....
kakak....
maaf ya.....klo aku ga pernah sring bareng kakak waktu kakak koma atau dirawat dirumah sakit.. aku cuman boleh nengok kakak 2 kali aja... karena emang alasan ga sehat buat anak kecil untuk kerumah sakit...dan terlalu kecil buat masuk rumah sakit....
maaf ya kak.. kalo aku suka diem aja klo ada yang ganggu kakak ... karena aku takut juga soalnya yang gangguin kakak dulu gede gede....
maaf ya kak.. kalo kita ga bisa mengenal lebih jauh mengenal lebih dekat lagi... mengenal lebih lama lagi.... aku kenal sosok kakak dari cerita mamah, papah, emak pokoknya semua yang sering ketemu kakak.....karena waktu kakak lebih banyak di habiskan dirumahsakit...
maaf ya kak klo aku suka ga sabar klo kakak ngejelasin sesuatu ama aku dan ga ngerti ngerti...padahal aku tau kakak ilang suara kakak karena kemoterapi itu....
maaf kalo aku kurang banyak mengirim doa sama kakak, terlalu malas klo untuk berdoa...
terlalu sibuk dengan dunia aku sendiri...
ahh.. andai saja kakak punya facebook disana, atau myspace.. atau twitter jd aku bisa kirim surat ini.... ;')
kakak selamat ulang tahun ya... umur kakak 28 ya sekarang?
semoga kakak kita bisa bertemu lagi nanti....aku yakin kita akan ketemu lagi....
i miss u kak..

your lil' brother.. :)

ps: mama titip puisi buat ulang taunmu kak...

Tersenyumlah

Mencintaimu melebihi cintaku pada sepiring nasi putih
Mencintaimu melebihi cintaku pada Segelas air putih

Cintaku bukan cinta pada pandangan pertama
Cintaku padamu melebihi itu, cintaku padamu sangat besar
Sebelumku mengenalmu, sebelumku melihatmu

Mencintaimu membuatku tak kenal lelah, lapar, dan haus
Namun mencintaimu membuatku lbh mengenal cinta, kasih dan tulus

Melihatmu menderita
Membuatku lebih memderita
Melihatmu kesakitan
Membuatku lebih kesakitan

Melepaskanmu sempat menghilangkan arti hidupku dalam dunia ini
Namun melepaskanmu mengenalkanku dgn arti keikhlasan dan kesabaran

Anakku.....
mamah ikhlaskan kepergianmu
Temui mamah di havana kekal nanti
Temui mamah diusiamu 32 nanti
Temui mamah di istanamu bersama bibadari2mu
Temui mamah dengan senyummu
Surga dunia bagi mamah...
Tersenyumlah seperti terakhir mamah melihatmu
menghembuskan nafas terakhirmu...

LOVE is EVOL

LOVE EVOL November 7, 2010 at 1:29am When love beckons to you follow him, Though his ways are hard and steep. And when his wings enfold you yield to him, Though the sword hidden among his pinions may wound you. And when he speaks to you believe in him, Though his voice may shatter your dreams as the north wind lays waste the garden. For even as love crowns you so shall he crucify you. Even as he is for your growth so is he for your pruning. Even as he ascends to your height and caresses your tenderest branches that quiver in the sun, So shall he descend to your roots and shake them in their clinging to the earth. Like sheaves of corn he gathers you unto himself. He threshes you to make you naked. He sifts you to free you from your husks. He grinds you to whiteness. He kneads you until you are pliant; And then he assigns you to his sacred fire, that you may become sacred bread for God's sacred feast. All these things shall love do unto you that you may know the secrets of your heart, and in that knowledge become a fragment of Life's heart. But if in your fear you would seek only love's peace and love's pleasure, Then it is better for you that you cover your nakedness and pass out of love's threshing-floor, Into the seasonless world where you shall laugh, but not all of your laughter, and weep, but not all of your tears. Love gives naught but itself and takes naught but from itself. Love possesses not nor would it be possessed; For love is sufficient unto love. When you love you should not say, "God is in my heart," but rather, I am in the heart of God." And think not you can direct the course of love, if it finds you worthy, directs your course. Love has no other desire but to fulfil itself. But if you love and must needs have desires, let these be your desires: To melt and be like a running brook that sings its melody to the night. To know the pain of too much tenderness. To be wounded by your own understanding of love; And to bleed willingly and joyfully. To wake at dawn with a winged heart and give thanks for another day of loving; To rest at the noon hour and meditate love's ecstasy; To return home at eventide with gratitude; And then to sleep with a prayer for the beloved in your heart and a song of praise upon your lips.

Positive thinking (plus sign)

Positive thinking = berfikiran positif

Hal ini sangat sering kita dengar, bahkan menjadi pembahasan yang biasa di kehidupan sehari hari.
Terdengar sangat mudah namun sulit dilakukan, apalagi jika anda yang tertimpa musibah dan positif thinking adalah hal yang paling terakhir yang ingin kita lakukan.

Saya mulai tergelitik untuk membahas positif thinking dikarenakan salah satu teman lama saya bertanya di facebook,
"Gimana caranya menjadi orang yang positive thinking, kaya saya selalu enjoy life. Ga pernah bete... Hanif penah ga bete?". Entahlah dari mana dia mempunyai ide menanyakan positif thinking kepada saya? Apakah saya selalu positif thinking? Atau saya hanya random people yang bisa menjawab pertanyaan itu. Terus terang. Dengan saya menuliskan ini sayapun sambil mencari jawaban, namun jika anda orang-orang yang tidak percaya dengan Tuhan anda bisa stop membaca sampai disini. Karena apa yang saya akan bahasa adalah sesuatu yang bukan menjadi wacana anda namun bukan juga untuk mendikte anda untuk menjalani hidup anda seperti apa?
So, lanjut?

Kebetulan saya membaca, surat al baqorah
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.", Al-Baqarah ayat
216
Allah mengetahui tentang perkara yang tersirat dan tersurat. bagi yang dihadapi
...ujian yang diturunkan pasti ada hikmah dibaliknya, jd tetaplah bersabar Allah maha mengetahui.
Disini dijelaskan dengan positif bahwa jika segala sesuatu hal yang tertimpa dengan anda baik hal itu kita sukai atau kita benci itu adalah semua datangannya dengan keridhoan dan ke ikhlasan tuhan dan hanya tuhan lah yang mengetahui bahwa hal itulah yang terbaik buat kita. Semisalnya anda di berikan kesakitan, bearti tuhan memberikan hal ini supaya kita besyukur apabila kita sehat. Apabila kita kehilangan sesuatu, bearti tuhan memberilan cobaan ini jikalau mempunyai barang atau sesuatu diharapkan dapat di pelihara dengan baik.



baru - baru ini sebuah penelitian terhadap pola berfikir kita yang dapat dijelaskan dalam foto dibawah ini;

sumber: psychy.org



dari foto tersebut menjelaskan bahwa jikalau kita berfikir negatif adalah salah satu ciri- ciri sikap depresi yang memikirkan segala sesuatu yang terburuk (tidak akan terjadi), ini biasanya kita hadapi jikalau kita cemas, khawatir dkk. contohnya: jika suami blm pulang khawatir terjadi tabrakan ternyata tidak.

lain halnya jika suatu peristiwa di masa depan, seperti menerima bonus di tempat kerja, atau mencari pekerjaan baru. Sebuah asumsi yang realistis akan suatu tempat di kisaran netral, bahwa setidaknya kemungkinan peristiwa yang terjadi adalah sebagai kemungkinan sebagai kemungkinan bahwa hal itu tidak terjadi.

nah jika sikap realitis ditambah dengan keyakinan maka akan menghasilkan sikap positif . dari hal hal yang anda impikan atau idamkan dengan sikap positif semua akan terjadi maka hal tersebut akan terjadi.

mmm masuk akal sih, namun apakah akan sangat mudah dilakukan? belum tentu sangat mudah, sikap sikap yang akan kita lakukan itu akan terhambat dari sikap sikap yang dilakukan oleh orang orang disekeliling kita terutama orang2 terdekat seperti teman dekat, pacar, keluarga atau pasangan hidup anda. jika mereka memberikan sikap negatif maka anda pun akan sedikitnya terpengaruhi oleh hal itu.

jika kembali lagi pada pertanyaan teman lama saya, " bagaimana menjadi orang yang berfikiran positif?"
saya akan jawab ; Percayalah pada Allah SWT yang Maha pengasih dan Maha penyayang. 
jika kita masih miskin percayalah Allah akan memberikan kita jalan menjadi kaya. yang masih belum mendapatkan Jodoh percayakanlah bahwa Allah akan memberikan kita selalu yang terbaik buat menjadikan pasangan hidup kita dan seterusnya. 
jawaban yang klise memang, namun saya rasa inilah jawaban terbaik yang saya dapat sekarang.

terimakasih sudah sempat membaca notes saya (geer), walau saya liat 2 notes terakhir cuman ada 1 2 orang yang baca.. hahahaha....
mudah2an bermanfaat.
amien. 


ps: *comment dan saran dipersilahkan cacian makian silahkan dipendam saja... 



MT


Kita menilai diri dari apa yang kita pikir bisa kita lakukan, padahal orang lain menilai kita dari apa yang sudah kita lakukan. Untuk itu apabila anda berpikir bisa, segeralah lakukan
Bukan pertumbuhan yang lambat yang harus anda takuti. Akan tetapi anda harus lebih takut untuk tidak tumbuh sama sekali. Maka tumbuhkanlah diri anda dengan kecepatan apapun itu.
Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan bila anda sedang takut, jangan terlalu takut. Karena keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan kesuksesan anda
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil
Anda hanya dekat dengan mereka yang anda sukai. Dan seringkali anda menghindari orang yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah Anda akan mengenal sudut pandang yang baru
Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan
Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang di idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan
Jangan menolak perubahan hanya karena anda takut kehilangan yang telah dimiliki, karena dengannya anda merendahkan nilai yang bisa anda capai melalui perubahan itu
Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila cara-cara anda baru
Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan. Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong bila sikap anda salah
Orang lanjut usia yang berorientasi pada kesempatan adalah orang muda yang tidak pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi pada keamanan, telah menua sejak muda
Hanya orang takut yang bisa berani, karena keberanian adalah melakukan sesuatu yang ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan punya kesempatan untuk bersikap berani
Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan stress adalah kemampuan memilih pikiran yang tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.
Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan yang kemudian anda dapat
Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku seperti orang yang terus memeras jerami untuk mendapatkan santan
Bila anda belum menemkan pekerjaan yang sesuai dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang yang berbakat
Kita lebih menghormati orang miskin yang berani daripada orang kaya yang penakut. Karena sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa depan yang akan mereka capai
Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita ketahui, kapankah kita akan mendapat pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan
Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin. Dengan mencoba sesuatu yang tidak mungkin,anda akan bisa mencapai yang terbaik dari yang mungkin anda capai.
Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah.
Bila anda mencari uang, anda akan dipaksa mengupayakan pelayanan yang terbaik.
Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang baik, maka andalah yang akan dicari uang
Waktu ,mengubah semua hal, kecuali kita. Kita mungkin menua dengan berjalanannya waktu, tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus mengubah diri kita sendiri
Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu yang baik. Jangan menjadi orang tua yang masih melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan saat muda.
Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan

untitled


Tuhan yang Mahabaik memberi kita ikan, tetapi kita harus mengail untuk mendapatkannya. Demikian juga Jika kamu terus menunggu waktu yang tepat, mungkin kamu tidak akan pernah mulai.

Mulailah sekarang… mulailah di mana kamu berada sekarang dengan apa adanya. Jangan pernah pikirkan kenapa kita memilih seseorang untuk dicintai, tapi sadarilah bahwa cintalah yang memilih kita untuk mencintainya

Perkawinan memang memiliki banyak kesusahan, tetapi kehidupan lajang tidak memiliki kesenangan. Buka mata kamu lebar-lebar sebelum menikah, dan biarkan mata kamu setengah terpejam sesudahnya. Menikahi wanita atau pria karena kecantikannya atau ketampanannya sama seperti membeli rumah karena lapisan catnya. Harta milik yang paling berharga bagi seorang pria di dunia ini adalah … hati seorang wanita.

Begitu juga Persahabatan, persahabatan adalah 1 jiwa dalam 2 raga Persahabatan sejati layaknya kesehatan, nilainya baru kita sadari setelah kita kehilanganNya.

Seorang sahabat adalah yang dapat mendengarkan lagu didalam hatiMu dan akan menyanyikan kembali tatkala kau lupa akan bait-baitnya. Sahabat adalah tangan Tuhan untuk menjaga Kita.

Rasa hormat tidak selalu membawa kepada persahabatan, tapi Jangan pernah menyesal untuk bertemu dengan orang lain… tapi menyesal-lah jika orang itu menyesal bertemu dengan kamu. Bertemanlah dengan orang yang suka membela kebenaran. Dialah hiasan dikala kamu senang dan perisai diwaktu kamu susah. Namun kamu tidak akan pernah memiliki seorang teman, jika kamu mengharapkan seseorang tanpa kesalahan.

Karena semua manusia itu baik kalau kamu bisa melihat kebaikannya dan menyenangkan kalau kamu bisa melihat keunikannya tapi semua manusia itu akan buruk dan membosankan kalau kamu tidak bisa melihat keduanya. Begitu juga Kebijakan, Kebijakan itu seperti cairan, kegunaannya terletak pada penerapan yang benar, orang pintar bisa gagal karena ia memikirkan terlalu banyak hal, sedangkan orang bodoh sering kali berhasil dengan melakukan tindakan tepat.

Dan Kebijakan sejati tidak datang dari pikiran kita saja, tetapi juga berdasarkan pada perasaan dan fakta. Tak seorang pun sempurna. Mereka yang mau belajar dari kesalahan adalah bijak. Menyedihkan melihat orang berkeras bahwa mereka benar meskipun terbukti salah.

Apa yang berada di belakang kita dan apa yang berada di depan kita adalah perkara kecil berbanding dengan apa yang berada di dalam kita.

Kamu tak bisa mengubah masa lalu…. tetapi dapat menghancurkan masa kini dengan mengkhawatirkan masa depan. Bila Kamu mengisi hati kamu …. dengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa depan, Kamu tak memiliki hari ini untuk kamu syukuri. Jika kamu berpikir tentang hari kemarin tanpa rasa penyesalan dan hari esok tanpa rasa takut, berarti kamu sudah berada dijalan yang benar menuju sukses.

I do not love you


I do not love you as if you were salt-rose, or topaz,
Or the arrow of carnations the fire shoots off.
I love you as certain dark things are to be loved,
in secret, between the shadow and the soul.

I love you as the plant that never blooms
but carries in itself the light of hidden flowers;
thanks to your love a certain solid fragrance,
risen from the earth, lives darkly in my body.

I love you without knowing how, or when, or from where.
I love you straightforwardly, without complexities or pride;
so I love you because I know no other way than this:
where I does not exist, nor you,
so close that your hand on my chest is my hand,
so close that your eyes close as I fall asleep.

organic versus non organic


'Organic' May Not Mean Healthier
British Study Finds no Better Nutrient Value Than in Conventionally Produced Foods
By Amanda Gardner
HealthDay Reporter
July 30, 2009

Food that beckons from the organic aisles of grocery stores may not be any better for you than what lines the rest of supermarket shelves.
Share
Research shows that eating organic food isn't necessarily better for you.

According to a British review of studies done over the past 50 years, organic and conventionally produced foods have about the same nutrient content, suggesting that neither is better in terms of health benefits.

"We did not find any important differences in nutrient content between organically and conventionally produced foods," said study author Alan Dangour, a registered public health nutritionist with the London School of Hygiene and Tropical Medicine.

Nonetheless, the researchers noted, organic foods continue to grow in popularity. In the United Kingdom, the market share for organic foods increased 22 percent from 2005 to 2007, they said.

Likewise, the market for organic foods in the United States has grown at about a 20 percent rate each year since 1990, reaching $13.8 billion in consumer sales in 2005, according to the Organic Trade Association. That represents 2.5 percent of total food sales in the country, the trade group noted.
Related
Fruit Pick Your Way to Paradise
No-Fat Meals and Other Diet Mistakes
Emeril's Organic Tomato, Spinach and Pinto Bean Salad a la Champion

"As a registered dietitian, it is good to see that a systematic review of the literature supports what has long been believed -- that the nutritional content of traditionally grown foods and organic foods are comparable," said Connie Diekman, director of university nutrition at Washington University in St. Louis and past president of the American Dietetic Association. "This report provides confirmation for consumers that if they choose conventionally grown foods or organic foods they will be meeting their nutritional needs."

The review zeroed in on 162 studies that dealt with the nutrient content of foods. Only 55 were of what the researchers considered to be "satisfactory quality" -- a strong indicator that, overall, the science on the subject is not up to snuff.

They found no noted differences between conventional and organic crops with regard to vitamin C, magnesium, calcium, potassium, zinc and copper content. Organic crops did have higher levels of phosphorus, and conventionally produced crops had higher levels of nitrogen.

No differences in nutrient content were indicated in the livestock studies, according to the review.

'Organic' May Not Mean Healthier
Food that beckons from the organic aisles of grocery stores may not be any better for you than what... Expand
Food that beckons from the organic aisles of grocery stores may not be any better for you than what lines the rest of supermarket shelves. According to a British review of studies done over the past 50 years, organic and conventionally produced foods have about the same nutrient content, suggesting that neither is better in terms of health benefits. Collapse


The Oregon-based Organic Center, which promotes organic food, conducted a similar review of the literature, said Charles Benbrook, chief scientist for the Center. That study yielded results similar to those in the British study, but it also found higher levels of healthy antioxidants and polyphenols in organic foods.

"Given that some of the most significant differences favoring organic foods were for key antioxidant nutrients that most Americans do not get enough of on most days, we concluded that the consumption of organic fruits and vegetables, in particular, offered significant health benefits, roughly equivalent to an additional serving of a moderately nutrient dense fruit or vegetable on an average day," Benbrook said.

Rarback indicated that the ability to get solid research on organic versus conventionally produced products is hampered by variations in the production process.

"There are so many variables," she said. "Where is something grown? Where is it shipped from? How long was it on the truck? There are going to be variables in terms of nutrition just from production methods."

More information

There's more on food and the nutrients in food at the United States Department of Agriculture.

SOURCES: Alan Dangour, registered public health nutritionist, London School of Hygiene and Tropical Medicine; Connie Diekman, M.Ed, R.D., L.D., director, university nutrition, Washington University, St. Louis, and past president, American Dietetic Association; Sheah Rarback, R.D., director, nutrition, Mailman Center for Child Development, University of Miami Miller School of Medicine, Miami; Charles Benbrook, Ph.D., chief scientist, The Organic Center, Enterprise, Oregon; September 2009 American Journal of Clinical Nutrition

Copyright 2009 HealthDayNews, Inc. All rights reserved. This material may not be published, broadcast, rewritten or redistributed.


another articles ...

Organics No Better Than Chemical/GMO/Sewage Sludge-Soaked "Food"?
digg Share this on Facebook Huffpost - stumble reddit del.ico.us ShareThis RSS
Read More: Cancer, Chemicals, Conventional Food, Eco, Elephant Journal, Elephantjournal.Com, Environmental, Farm, Farmer's Market, Farmers, Farmers' Market, Foodie, Green, Michael Pollan, Organic, Organics, Toxic, Toxins, Waylon Lewis, Whole Foods, Green News

Retweet this story!
Get Breaking News Alerts
never spam

*
Share
*
Print
*
Comments

uk study organic food health


Call me biased (and I am)...but it would seem to be common sense that regular food, real food -- i.e. food not pruned in a lab, or coated with chemicals, or doused in sewage sludge -- as is so-called "conventional" food -- would be cleaner, stronger, healthier. After all, take the food out of conventional food and all you're left with is a pile of chemicals, toxins, pesticides (poisons), sewage.

Want some chemicals for breakfast, Billy?

But no. A "ground-breaking" UK study just found that...surprise!...chemical-grown GMO-lovin' food shipped 1500 miles to your plate is just as good as local, organic, as-God-intended-it chow.

Read about it here.


Here's Whole Foods Market's response, via Facebook.


whole foods facebook organic


Our thoughts on the study on nutrition in organics in the American Journal of Clinical Nutrition.


We are optimistic that improved support of organic nutrition research -- including the increase of organic research funding in the 2008 Farm Bill, and the work of organizations like The Organic Center -- will show that nutritional advantages are another reason that organic agriculture is better than conventional.
Our shoppers choose organic food for many reasons -- to avoid synthetic pesticide residue, because it is often fresher and better tasting, and because organic farmers grow in earth-friendly ways that support the environment. Nutritional quality is one of many potential variables related to the advantages of organic food, but for us, there are already plenty of well-documented reasons to choose organic.The authors of this study examine the abstracts of 50 years of nutritional studies, looking for differences in nutrition between organic and non-organic foods, and conclude that there aren't any major differences. They don't rule out the possibility that there could be nutritional advantages, but acknowledge that none has been demonstrated so far. This isn't a surprising finding, since until very recently, there has been very little governmental or non-profit support of academic nutrition research focused directly on organic agriculture. In general, most nutrition research has not differentiated between organic and conventional crops.





And here's Stonyfield CEO Gary Hirshberg's response, on your friendly local Huff Post Green.




huff post green

As Stonyfield Farm President and CE-Yo, I believe that a new study dismissing the health benefits of organics does in fact mislead an increasingly savvy public by ignoring documented health and environmental benefits of organic.

The supreme irony is that this study is getting an enormous amount of media attention in part because of heightened consumer awareness of where our food comes from, thanks to the popularity of the documentary Food, Inc. and the discussion it's triggering across the country. Food, Inc. lays bare just how bankrupt and dangerous our current food system really is, and what we are allowed to know about it. The result is that consumers are looking more critically than ever at studies like this.

I agree with the Organic Center (TOC), a non-profit industry think tank, that the authors of the United Kingdom's Food Standards Agency (FSA) study used old data and flawed logic in reaching the conclusion that organic food is no healthier than conventional. TOC alleges that the UK study actually downplayed the positive findings which favored organic food and did not measure important nutrients such as antioxidants.

There are compelling studies that have shown organic foods higher in beneficial antioxidants, substances or nutrients in our foods known to slow or prevent heart disease, diabetes and some forms of cancer. A 2007 Newcastle University (UK) study concluded organic fruit and vegetables contained up to 40% more antioxidants than non-organic varieties; organic milk contained more than 60% more antioxidants and healthy fatty acids than conventional. A 2007 study by the University of California found organic tomatoes had elevated levels of up to 97% of two types of antioxidants.

Of greater concern to me is the fact the FSA ignores the environmental and related health benefits of an organic farming system that avoids the use of millions of pounds of toxic persistent pesticides, herbicides, fertilizer and other chemicals that leach into soil, water and air.

The man leading the FSA review actually stated the differences in nutrient content found between organic and conventionally produced food were "unlikely to be of any public health relevance." Tell that to the people who suffer a variety of health issues shown to be linked to pesticide use. Public health is exactly what's at stake here.

I believe studies like the FSA report need to look beyond the dinner plate and recognize that organic farming's avoidance of chemicals offers health benefits beyond nutrition...for the rest, go to Huff Post Green (you won't have to go far, I know).


And here's the Organic Trade Associations' rather weak-kneed response (to my mind). They accept many of the charges, and simply argue around them. Yes, organics are part of an ecosystem, and can't be measured on nutrients alone. But I'd like to see us argue on the points we've been attacked -- that organic food is in and of itself not measurably better than chemical-pesticide-sewage grown "conventional" food.


organic trade associationOrganic Trade Association: Organic products offer many benefits to consumers

Contact: Barbara Haumann
(413-376-1220; bhaumann@ota.com)

GREENFIELD, Mass. (July 31, 2009) -- In response to recent publicity concerning an article in-press for the next issue of The American Journal of Clinical Nutrition, the Organic Trade Association (OTA) reminds consumers that organic has a great story to tell.

"The broader question is about what is health and what is nutrition, and isn't it more than just nutrient density," said Marion Nestle, Paulette Goddard Professor of Nutrition, Food Studies and Public Health at New York University, in reference to recent buzz about the article, "Nutritional quality of organic foods: a systematic review." "Doesn't a food system that avoids the use of pesticides, synthetic growth hormones and antibiotics while building healthy soil and protecting natural resources promote health and nutrition? I certainly think so."

She added, "I'm surprised that investigators of this caliber would focus so narrowly on nutrient content. There is no reason to think that organic foods would have fewer nutrients than industrially produced foods, and there are many...for the rest, click here.

Here's one more:


daily greenI'm in London and today's tabloid Daily Express has a headline in type two inches high: "ORGANIC FOOD NO HEALTHIER." The article begins, "Eating organic food in the belief that it is good for your health is a waste of money, new research shows."

Really? This surprising statement is based on the conclusions of a lengthy report (pdf) just released from the British Food Standards Agency,Comparison of composition (nutrients and other substances) of organically and conventionally produced foodstuffs: a systematic review of the available literature. This report, done by excellent researchers at the prestigious London School of Hygiene & Tropical Medicine, looked at the results of 162 studies comparing organic to conventionally grown foods for their content of nutrients and other substances. Although it found higher amounts of some nutrients in organic crops, it found higher amounts of others in conventional crops, and no difference in others. On this basis, the report concludes:

There is no good evidence that increased dietary intake, of the nutrients identified in this review to be present in larger amounts in organically than in conventionally produced crops and livestock products, would be of benefit to individuals consuming a normal varied diet, and it is therefore unlikely that these differences in nutrient content are relevant to consumer health.


In a statement accompanying release of the report, the Food Standards Agency says:

The Agency supports consumer choice and is neither pro nor anti organic food. We recognise that there are many reasons why people choose to eat organic, such as animal welfare or environmental concerns. The Agency will continue to give consumers accurate information about their food based on the best available scientific evidence.


Fine, but do animal welfare and environmental concerns not matter? The authors of the report summarize their findings in a paper in theAmerican Journal of Clinical Nutrition. The paper concludes:

On the basis of a systematic review of studies of satisfactory quality, there is no evidence of a difference in nutrient quality between organically and conventionally produced foodstuffs. The small differences in nutrient content detected are biologically plausible and mostly relate to differences in production methods.


Oh? I thought that's what organic foods were about -- production methods: no antibiotics, hormones, pesticides, herbicides, chemical fertilizers, irradiation, genetic modification, or sewage sludge. I thought better production methods were the precise point of organic foods.

Read more here, at The Daily Green.

Here's a new one just in, via my friend Steve Hoffman, an organic/natural products expert, at The Organic Center:


"organic center"Letter from the Director

The Organic Center Challenges New Study Results; Defends the Nutritional Superiority of Organic Foods

An advance copy of a study appeared yesterday that will be published in the September edition of the American Journal of Clinical Nutrition. The published paper, "Nutritional Quality of Organic Foods: A Systematic Review," was written by a team led by Alan Dangour at the London School of Hygiene and Tropical Medicine. The study, commissioned by the U.K. Food Standards Agency (FSA), claims that there are no differences in nutritional quality between conventional and organic foods.

The Organic Center's chief scientist, Dr. Chuck Benbrook, has written a strong response questioning the methodology and challenging the findings of this study, and we wanted to let you know where you can access it, as you may be responding to media and other inquiries in this regard. Click here to see Dr. Benbrook's full response to this controversial study.



According to Dr. Benbrook, the U.K. research team reported finding statistically significant differences between organically and conventionally grown crops in only three of thirteen categories of nutrients. Significant differences cited by the team included nitrogen, which was higher in conventional crops, and phosphorus and titratable acids, both of which were higher in the organic crops. As most scientists regard elevated levels of nitrogen in food as a potential cancer-causing agent, this finding of higher nitrogen in conventional food favors organic crops, as do the other two differences.

Despite the fact that these three categories of nutrients favored organic foods, and none favored conventionally grown foods, the London-based team concluded that there are no nutritional differences between organically and conventionally grown crops.

However, a team of scientists convened by The Organic Center (TOC) carried out a similar, but more rigorous, review of the same literature. The TOC team analyzed published research just on plant-based foods. Results differ significantly from the more narrow FSA review and are reported in the study "New Evidence Confirms the Nutritional Superiority of Plant-Based Organic Foods," which is freely accessible on the TOC website (http://www.organic-center.org/science.nutri.php?action=view&report_id=126).

The TOC findings are similar for some of the nutrients analyzed by the FSA team, but differ significantly for two critical classes of nutrients of great importance in promoting human health -- total polyphenols, and total antioxidant content. The FSA team did not include total antioxidant capacity among the nutrients studied, and it found no differences in the phenolic content in 80 comparisons across 13 studies.

For more information, visit http://www.organic-center.org/science.nutri.php?action=view&report_id=157.

Perceraian


Akhir akhir ini banyak sekali perceraian yang terjadi dalam sebuah perkawinan atau sopannya kita sebut pernikahan. Makin banyaknya orang yang kita kenal sudah becerai atau anaknya si bapak b bercerai, tetangga kita yang dkt mesjid lah bercerai...dan jelas-jelas perceraian selebritis yang dijadikan konsumsi kita setiap harinya .Seakan akan yang terjadi adalah kita menikah untuk bercerai karena tingkat perceraian terhadap pernikahan itu sendiri. Bayangkan sekarang lebih banyak orang bercerai dari pada yang menggunakan telepon umum! :)) Hahaha ya mungkin selain Telepon umum jarang ditemui juga karena pihak telkom sudah merugi jika memasang telepon umum sekarang ini, dikarenakan hampir semua orang sudah mempunyai telepon jingjing eh telepon gengam. (laptop baru namanya komputer jingjing sama halnya dengan kantong keresek tas jingjing bedanya hanya di harganya dan belinya dimana... duh mulai melebar pembahasannya)

Ok!! balik lagi ke perceraian, klo kita tela’ah pernikahan. Mengapa kita menikah? Apakah dikarenakan paksaan usia, orang tua, pasangan, agama atau sekedar hobby semata ( ini ditujukan pada orang orang yang menikah lebih dari satu kali, tp ini dengan nada guyonan bukan sindiran :P). Nah itu dia! Kalau memang menikah itu merupakan suatu paksaan lalu mengapa menikah? Bukankah menikah itu adalah sesuatu yang dilaksanakan karena keihklasan, dilandasi oleh cinta, bertahtahkan kasihsayang, dirajut oleh kepedulian, dan perpedoman pada alquran dan hadist (bagi yang muslim). Di indonesia menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang berbunyi : “Tujuan perkawinan adalah juga untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. jadi tujuan pernikahan itu harus kekal dan bahagia. jadi jikalau rumah tangga kita tidak bahagia apakah boleh bercerai?

Konon pernikahan itu adalah cinta suci, cinta suci adalah cinta yang diikat oleh tali perkawinan. Ah masa sih? Lalu kenapa ada perceraian?

Rasulullah SAW, bersabda ;“Yang halal yang paling dibenci Allah adalah Perceraian”. (HR. Abu Daud dan dinyatakan Shoheh oleh Al-Hakim)
Perceraian adalah perbuatan yang dibenci tuhan namun tidaklah dosa hukumnya dikarenakan halal.Jd klo diuraikan dengan bahasa saya sendiri, kadang ada perbuatan yg dibenci namun yang sifatnya itu tdklah dosa. Seperti halnya merokok ada yang benci rokok dan asapnya namun hal itu tidak dilarang agama. Tapi bukan bearti tuhan membenci perokok ya... Lol
Bagi orang yang melakukan perceraian tanpa alasan, Rasulullah SAW bersabda ;
“Apakah yang menyebabkan salah seorang kamu mempermainkan hukum Allah, ia mengatakan : Aku sesungguhnya telah mentalak (istriku) dan sungguh aku telah merujuknya” (HR. An-Nasai dan Ibnu Majah).
karena dalam hukum indonesia perceraian ada golongan golongan dalam perceraian. Secara umum mengenai putusnya hubungan perkawinan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan membagi sebab-sebab putusnya perkawinan ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu seperti yang tercantum dalam Pasal 38 yakni sebagai berikut :
a. karena kematian salah satu pihak;
b. perceraian; dan
c. atas putusan pengadilan.
Putusnya perkawinan karena perceraian dalam istilah ahli Fiqh disebut “talak” atau “furqah”. Arti dari talak ialah membuka ikatan, membatalkan perjanjian, sedangkan furqah artinya bercerai, yaitu lawan dari berkumpul. Kemudian kedua kata tersebut dipakai oleh ahli fiqh sebagai satu istilah, yang berarti perceraian antara suami istri.
Meskipun Islam tidak melarang perceraian, tetapi bukan berarti agama Islam menyukai terjadinya perceraian dalam suatu perkawinan. Dan perceraian-pun tidak boleh dilaksanakan setiap saat sebagaimana dikehendaki.

lalu jika anda yang sudah terlanjur bercerai apakah anda merasa dibenci oleh Allah? la tahzhan.... Jangan sedih! dapat dilihat lagi terhadap surat an-nisa “Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari limpahan karunia-Nya. Dan adalah Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana.” (QS. 4:130).
Allah MAha Penyayang terhadap umatnya Dia akan tetap memberikan limpahan karunianya terhadap umatnya walaupun kita melakukan perbuatan yang dibencinya. THATS WHAT I CALLED UNCONDITIONAL LOVE!. cinta Allah tak bersyarat.

Jadi intinya apa sih?
HAhaha.... paling malas klo udah google sana sini menghubungkan dalil dalil yang ada dan saya harus membuat kesimpulan terhadap apa yang saya kaji. kalau saya boleh berpesan, kepada seluruh keluarga, kerabat, teman, sahabat dan semua yang membaca ini: sebelum menikah yakinlah apa yang kalian nikahi adalah cinta sejati kalian, cinta yang dimana apa yang haram jd halal, cuka jadi madu, duka jadi suka, karat jadi emas, debu jadi kayu, sakit jd sehat, letih jadi kuat, api jadi air, cinta dimana yang di berkati oleh Allah. cinta yang ga akan ada habisnya. cintailah dia segala kekurangannya terlebih kelebihannya. Insya Allah perceraian akan terhindari.

namun jikalau perceraian sudah terjadi, ini bukanlah sesuatu yg terhina atau ahkir dari dunia anda, masih ada harapan anda untuk memulai hidup baru anda masih ada harapan anda untuk menemukan pasangan hidup anda yang tidak ditemukan dengan mantan pasangan anda. jaminannya surat annisa 130 Tuhan akan tetap mengkaruniai anda seberapa berat dan derita yang anda sudah jalani. dan hadapi segala sesuatu dengan niat baik dan hal positif niscaya anda akan menjalani hidup yang lebih baik.

Yang berniat ingin bercerai atau dalam rangka perceraian, harap anda ingat Alasan- alasan anda untuk melakukan perceraian, apakah karena ini keegoisan semata? apakah ini hanya amarah semata? atau memang sudah pada batasnya seperti pasangan anda Gila (talaq mugoladoh), pasangan selingkuh, KDRT dan lain lain. ingat lah JANGAN bercerai jika tidak beralasan.

Penutup sekali lagi mudah2an tulisan ini bermanfaat bagi anda. mudah2an anda tetap setia pada pasangan anda dan dapat menghindari perceraian, namun jika memang itu sulit dihindari setidaknya kita sudah optimal berusaha.

*sekali lagi walau saya tau ini belum tentu ada yang baca comment dan saran dipersilahkan, cacian makian silahkan dipendam saja... WKKWKWKWWK

Kerja... You better WERK!


KERJA.

July 22, 2010 at 6:16pm
Kadang saya suka berfikir apakah yang kita lakukan untuk hidup kita itu sudah cukup maksimal, atau kah kita hanya ada dalam paradigma diri kita bahwasanya diri kita selalu melakukan yang terbaik. terbaik bagi orang lain atau terbaik untuk kita?

alasan mengapa saya menulis hal ini adalah rasa penasaran yang ada dalam diri saya untuk membandingkan mengapa orang itu sukses dan saya tidak? apa yang membedakan dia dan saya?apakah dengan bekerja keras kita akan sukses?
lalu mengapa orang yang tiap hari kerja banting tulang sampai malam itu bisa sukses?

kalau kita ingin kaji dalam Al qur’an, Al-Qur’an menyebut kerja dengan berbagai terminologi. Al-Qur’an menyebutnya sebagai “amalun”, terdapat tidak kurang dari 260 musytaqqat (derivatnya), mencakup pekerjaan lahiriah dan batiniah. Disebut “fi’lun” dalam sekitar 99 derivatnya, dengan konotasi pada pekerjaan lahiriah. Disebut dengan kata “shun’un”, tidak kurang dari 17 derivat, dengan penekanan makna pada pekerjaan yang menghasilkan keluaran (output) yang bersifat fisik. Disebut juga dengan kata “taqdimun”, dalam 16 derivatnya, yang mempunyai penekanan makna pada investasi untuk kebahagiaan hari esok.

Pekerjaan yang dicintai Allah SWT adalah yang berkualitas. Untuk menjelaskannya, Al Qur’an mempergunakan empat istilah: “Amal Shalih”, tak kurang dari 77 kali; ‘amal yang “Ihsan”, lebih dari 20 kali; ‘amal yang “Itqan”, disebut 1 kali; dan ”al-Birr”, disebut 6 kali. Pengungkapannya kadang dengan bahasa perintah, kadang dengan bahasa anjuran. Pada sisi lain, dijelaskan juga pekerjaan yang buruk dengan akibatnya yang buruk pula dalam beberapa istilah yang bervariasi. Sebagai contoh, disebutnya sebagai perbuatan syaitan (al-Maidah: 90, al-Qashash:15), perbuatan yang sia-sia (Ali Imran: 22, al-Furqaan: 23), pekerjaan yang bercampur dengan keburukan (at-Taubah:102), pekerjaan kamuflase yang nampak baik, tetapi isinya buruk (an-Naml:4, Fusshilat: 25).

Al-Qur’an sebagai pedoman kerja kebaikan, kerja ibadah, kerja taqwa atau amal shalih, memandang kerja sebagai kodrat hidup. Al-Qur’an menegaskan bahwa hidup ini untuk ibadah (adz-Dzariat: 56). Maka, kerja dengan sendirinya adalah ibadah, dan ibadah hanya dapat direalisasikan dengan kerja dalam segala manifestasinya (al-Hajj: 77-78, al-Baqarah:177).
Jika kerja adalah ibadah dan status hukum ibadah pada dasarnya adalah wajib, maka status hukum bekerja pada dasarnya juga wajib. Kewajiban ini pada dasarnya bersifat individual, atau fardhu ‘ain, yang tidak bisa diwakilkan kepada orang lain. Hal ini berhubungan langsung dengan pertanggung jawaban amal yang juga bersifat individual, dimana individulah yang kelak akan mempertanggung jawabkan amal masing-masing. Untuk pekerjaan yang langsung memasuki wilayah kepentingan umum, kewajiban menunaikannya bersifat kolektif atau sosial, yang disebut dengan fardhu kifayah, sehingga lebih menjamin terealisasikannya kepentingan umum tersebut. Namun, posisi individu dalam konteks kewajiban sosial ini tetap sentral. Setiap orang wajib memberikan kontribusi dan partisipasinya sesuai kapasitas masing-masing, dan tidak ada toleransi hingga tercapai tingkat kecukupan (kifayah) dalam ukuran kepentingan umum.
Syarat pokok agar setiap aktivitas kita bernilai ibadah ada dua, yaitu sebagai berikut.
Pertama, Ikhlas, yakni mempunyai motivasi yang benar, yaitu untuk berbuat hal yang baik yang berguna bagi kehidupan dan dibenarkan oleh agama. Dengan proyeksi atau tujuan akhir meraih mardhatillah (al-Baqarah:207 dan 265).
Kedua, shawab (benar), yaitu sepenuhnya sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh agama melalui Rasulullah saw untuk pekerjaan ubudiyah (ibadah khusus), dan tidak bertentangan dengan suatu ketentuan agama dalam hal muamalat (ibadah umum). Ketentuan ini sesuai dengan pesan Al-Qur’an (Ali Imran: 31, al-Hasyr:10).
Ketika kita memilih pekerjaan, maka haruslah didasarkan pada pertimbangan moral, apakah pekerjaan itu baik (amal shalih) atau tidak. Islam memuliakan setiap pekerjaan yang baik, tanpa mendiskriminasikannya, apakah itu pekerjaan otak atau otot, pekerjaan halus atau kasar, yang penting dapat dipertanggungjawabkan secara moral di hadapan Allah. Pekerjaan itu haruslah tidak bertentangan dengan agama, berguna secara fitrah kemanusiaan untuk dirinya, dan memberi dampak positif secara sosial dan kultural bagi masyarakatnya. Karena itu, tangga seleksi dan skala prioritas dimulai dengan pekerjaan yang manfaatnya bersifat primer, kemudian yang mempunyai manfaat pendukung, dan terakhir yang bernilai guna sebagai pelengkap.

loh? mengapa saya jadi mengkajinya Al qur’an? hahaha
tapi ga ada salahnya bukan? bukannya saya munafik atau mencoba untuk mengajari anda.
namun saya ingin menghubungkan masalah dunia dan akhirat.

“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Qur’an, dan Dia tidak membuat sesuatu yang tidak lurus di dalamnya. Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan (manusia) akan siksa yang pedih dari Allah dan memberi kabar gembira kepada orang-orang beriman, yang mengerjakan amal soleh, bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik. Mereka (akan menikmati kehidupan sorga) kekal di dalamnya untuk selamanya”(al-Kahfi:1-3)
Al-Qur’an adalah pedoman bagi manusia yang ingin memilih jalan kebenaran daripada jalan kesesatan (al-Baqarah :185), pembimbing (guidance) untuk membina ketakwaan (al-Baqarah: 2). Namun, hidup yang taqwa bukan semata harapan atau angan-angan untuk meraih kebahagiaan, tetapi merupakan medan dan cara kerja yang sebaik-baiknya untuk merealisasikan kehidupan yang berjaya di dunia dan memperoleh balasan yang lebih baik lagi di akhirat (an-Nahl: 97).
Bekerja adalah kodrat hidup, baik kehidupan spiritual, intelektual, fisik biologis, maupun kehidupan individual dan sosial dalam berbagai bidang (al-Mulk: 2). Seseorang layak untuk mendapatkan predikat yang terpuji seperti potensial, aktif, dinamis, produktif atau profesional, semata-mata karena prestasi kerjanya. Karena itu, agar manusia benar-benar “hidup”, dalam kehidupan ini ia memerlukan ruh (spirit). Untuk ini, Al Qur’an diturunkan sebagai “ruhan min amrina”, yakni spirit hidup ciptaan Allah, sekaligus sebagai “nur” (cahaya) yang tak kunjung padam, agar aktivitas hidup manusia tidak tersesat (asy-Syura: 52).
itu hanya sebagian yang tersurat dalam Al Quran, namun apa yang yang menjadi sunah Rasul?
Rasulullah saw. melarang kita lemah dalam mencapai cita-cita, namun hendaknya kita optimis dalam usaha kita. Jiwa harus penuh kepercayaan kepada Allah agar apa yang kita cita-citakan tercapai disertai usaha yang benar-benar, tidak boleh malas-malasan dan berdiam diri tanpa usaha. Nabi saw. telah mengajarkan doa kepada kita antara lain, “Ya Allah, saya mohon perlindungan kepada-Mu dari lemah dan malas.” (H.R. Abu Dawud).

RASULULLAH saw. juga bersabda, “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai daripada orang mukmin yang lemah dan pada masing-masingnya ada kelebihan. Cobalah kamu kepada apa yang bermanfaaat bagimu, mohonkanlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu katakan, ‘Seandainya saya berbuat begini, maka begini’. Tetapi katakanlah, ‘Allah telah menakdirkannya, apa-apa yang dikehendaki oleh Allah maka diperbuatnya’, karena sesungguhnya kata-kata ’seandainya’ adalah mempekerjakan setan”. (H.R. Muslim).

disini ditekankan bahwasanya sebagai manusia kita sebagai manusia beragama. bahwasanya kita bisa menjauhkan diri dar sifat lemah dan malas. terus terang saya masih sering mempunyai sifat -sifat itu sifat yang tidak bisa hindari, terkadang saya suka malas untuk pergi kerja. atau lemah dalam menerima suatu perkerjaan yang baru yang belum saya pernah lakukan. sesuatu hal yang sangat lumrah dan manusiawi sekali. namun itulah manusia yang lemah terhadap ancaman terhadap pikiran sendiri yang cendrung negatif.

Hampir semua manusia normal memiliki dasar untuk meraih cita-cita. Akan tetapi seberapa kuat keinginan itu akan bisa kita lihat dari kesehariannya. Banyak yg ingin kaya, ingin pintar atau ingin terkenal tetapi tidak mau kerja keras atau tidak berbuat apa-apa yg menuju ke arah cita-cita itu. Padahal hukum alam jelas mengatakan bahwa “any achievement has to be earned”. Segala pencapaian harus melalui proses yg dihasilkan dari apa yg kita kerjakan, bukan dari apa yg kita impikan atau katakan saja. tidak ada yang tidak mungkin dalam dunia ini selama kita percaya, berusaha dan berdoa.

ada cerita seorang security di sebuah pom bensin, dia bertemu Ustad A yang amat terkenal di kotanya. dia bertanya pad ustad “pak ustad mengapa hidup saya kok ga berubah rubah ya pak ?udah lima tahun saya masih saja saya jadi security disini?”
lalu ustadnya bertanya “ kerjanya giat?” dia menjawab “GIAT pak ustad, saya sering lembur malahan pak!” lalu ustad bertanya lagi “sholatnya rajin?”
dia menjawab sedikit minder “ klo sholat saya usahakan pak setidaknya sehari satu kali pak saya sholat”, lalu ustad pun langsung menjawab “NAh itu dia! masalahnya sholatnya kurang, coba kamu giatkan lagi sholatnya wajibnya, syukur syukur ditambah sholat sunatnya”
dia langsung mengerutkan dahinya “ emang ada pengaruhnya ya pak ustad?”
“jelas ada! silahkan buktikan sendiri”
enam bulan kemudian pak ustad tanpa sengaja dia datang ke tempat pom bensin lagi, pak ustad sudah tidak ingat akan cerita security tersebut.
tak lama kemudian seorang berdasi menupuk pundak ustad tersebut.
“ pak ustad, masih ingat saya?”
“ siapa ya” jawab pak ustad
“saya dulu sekitar 5 - 6 bulan yang lalu bertanya pada pak ustad masalah pekerjaan” sahutnya
“ ya ampun, sekarang sudah berdasi ya security disini?” pak ustad bercanda
“pak ustad bisa saja, saya mau ucapkan terima kasih atas saran nya pas ustad atas pertanyaan saya dulu. setelah pak ustad pergi saya tak lama ambil air wudhu. dan sampai sekarang saya ga pernah lepas sholat lima waktu saya, tp terkadang saya lupa sholat sunah nya hanya sholat dhuha saja yang saya belum terlewatkan. semenjak saya sering sholat, hidup saya terasa lebih teratur dan lebih berbeda. setiap hari saya tidak datang terlambat karena saya bangun setiap pagi untuk sholat shubuh. saya pun lebih banyak tersenyum dari pada mengeluh di kerjaan saya. lalu atasan saya pun ternyata melihat perubahan drastis pada diri saya lalu saya diangkat jadi supervisor 4 bulan yang lalu. tp semuanya tidak berhenti disitu ternyata ada lowongan di bagian keuangan,lalu saya mendaftar dan ternyata saya diterima 1 minggu yang lalu saya menjadi pegawai keuangan sekarang dan setifikat sarjana saya bisa terpakai pak ustad.”
“alhamdulilah” pa ustad menjawabnya dengan tersenyum.

HAHAHAHAHAHA... ternyata ga terasa saya udah mengetik hampir 4 halaman... ternyata asyik juga mengetik (boong bgt)
ya intinya dari cerita tersebut bisa disimpulkan masing masing udah pada gede kan udah pake celana sendiri LOL, jika tulisan saya ini bermanfaat bagi anda “Alhamdulillah” jd tidak pun tidak apa-apa, toh bagi saya pun hal ini masih sangat sulit saya jalani krn sifat malas dan lemah yang masih ada dalam diri saya. tp setidaknya saya bisa berbagi tulisan ini dr berbagai sumber dari google.com. dan suatu hari ada yang kasih mail hanif! thanks bgt ya notes lo itu gw udah jd millioner sekarang di indonesia, nih 1m buat kamu!!
AMIIINNNNN hahahhaa..

*comment dan saran dipersilahkan cacian makian silahkan dipendam saja... HAHAHAHA